KNPB WILAYAH BALIM BARAT NEWS

0

Knpb Balim Barat.Diplomasi gubernur Lukas Enembe ke Melanesia, Jakarta Gelisa

Jayapura, Psmnews - Marinus Yaung mengatakan Diplomasi gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, S.IP ke Melanesia tepatnya di Papua New Guinea (PNG) tidak perlu ditanggapi serius dari sisi negatifnya oleh Jakarta.

Kunjungan Gubernur Papua ke PNG Siapa yang diuntungkan? Pasti Jakarta, kata Marinus Yaung, pada Jumat (21/09/2018) dalam cuitannya di akun Facebook.
Menurutnya, Pemerintah pusat ( Jakarta ) begitu serius mengamati dan mewaspadai kunjungan persahabatan dan diplomasi Gubernur Papua Lukas Enembe ke PNG dalam rangka memenuhi undangan perayaan hari kemerdekaan PNG yang ke - 43 tanggal 16 September 2018
"Kunjungan Lukas Enembe menjadi salah satu isu strategis yang dibahas dalam rapat terbatas desk Papua di salah satu kementerian di Jakarta minggu ini. Ada kekuatiran, kecurigaan dan ketakutan yang terlalu berlebihan dari Pemerintah Indonesia terhadap kunjungan Lukas Enembe ke PNG,"kata Yaung.

Baca : Kebutuhan daging untuk PON 2020 Papua akan dipasok dari Negara PNG
Tudingannya, yang dikuatirkan Pemerintah Jakarta adalah Gubernur Papua hadir di PNG dengan misi khusus memberikan dukungan moril dan finansial terhadap perjuangan kelompok diaspora Papua dalam tubuh ULMWP di komunitas Melanesia dan Pasifik. Narasi sesat ini terus dibangun dan terpelihara dengan kuat dalam benak sebagian besar elit Jakarta karena mereka masih terus dihantui pikiran bahwa Papua akan pasti mengikuti jejak kaki Timor Leste lepas dari Indonesia dan Indonesia menyusul ambruk seperti Uni Soviet.
"Kekuatiran Jakarta itu  wajar karena pertama, PNG dan komunitas Melanesia adalah basis utama perjuangan diplomasi ULMWP untuk memerdekakan Papua. Pembicaraan tentang isu Papua dan perjuangan ULMWP sudah pasti akan turut mewarnai diskusi dikalangan elit politik Papua dan PNG dalam acara kunjungan kenegaraan ini. Kedua, kekuatiran Pemerintah Jakarta juga karena dalam kaca mata politik mereka, sebagian besar elit politik Papua masih rendah rasa nasionalisme terhadap Ibu Pertiwi. Rasa tidak saling percaya antara Jakarta dengan Papua dan sebaliknya, membuat cukup lama Jakarta menerapkan kebijakan isolasionisasi Papua dari saudara serumpunnya di Pasifik Selatan,"katanya. 
Phobia politik Jakarta yang kronis akibat menggeliatnya isu Papua di Pasifik sehingga Jakarta menutup pintu rapat-rapat terhadap people to people contack rakyat melanesia Papua dengan saudara serumpunya di Pasifik, membuat Lukas Enembe mengambil langka strategis dan penting untuk membawah terobosan baru bagi hubungan Jakarta dengan PNG.

Baca : Percepat rute Jayapura dan Mount Hagen, Gubernur Papua bertemu PNG Air
Pemerintah Jokowi tidak perlu kuatir dan takut melihat langka politik dan diplomasi yang dilakukan Lukas Enembe ke Pasifik. 
"Apa yang dilakukan Lukas Enembe harusnya diapresiasi dan didukung, bukan dinilai negatif dan keliru.    Lukas Enembe telah melakukan tindakan diplomasi untuk lebih mencairkan hubungan diplomatik RI-PNG. Kita tauh bahwa Pemerintah Jokowi belum sepenuh percaya akan posisi dukungan PNG terhadap Indonesia dalam isu Papua di Pasifik. Komitmen Politik Perdana Menteri PNG Piter O'neil di mata diplomat Indonesia adalah seperti politisi bunglon yang tidak tetap dan tidak jelas kebijakannya dalam isu Papua. Kecurigaan Indonesia terhadap Piter O'neil yang memainkan drama politik wayang dalam isu Papua di MSG, adalah masalah dalam hubungan diplomatik Indonesia ke MSG yang ingin dipecahkan oleh tindakan diplomasi Lukas Enembe,"katanya. 
Pemerintah Jokowi harus percaya dan mendukung langka - langka diplomasi Lukas Enembe ke komunitas Melanesia.  Meskipun ketika dalam kesempatan di Port Moresby, dihadapan publik Gubernur Enembe mengatakan bahwa "Setiap hari rakyat saya di bunuh oleh aparat keamanan" dan pernyataan ini diblow up di halaman utama oleh media-media mainstream di Pasifik, jangan dimaknai sebagai tindakan penghianatan terhadap NKRI karena telah membuka aib negara ke komunitas Internasional. 
"Apa yang dilakukan Lukas Enembe dibalik statemen politiknya ini harus dilihat sebagai upaya Gubernur Papua yang meminta dukungan komunitas Pasifik untuk membantunya menyelesaikan masalah tragedi kemanusian di Papua yang tidak mampu dihadapi dan diselesaikan sendiri. Mengharapkan bantuan dari Jakarta, Presiden Jokowi sama sekali tidak menunjukan itikad baik dan komitmen yang jelas terhadap penuntasan kasus-kasus pelanggaran ham berat yang diduga melibatkan aparat keamanan,"lanjut Yaung. 
Tidak ada yang bisa diharapkan dari Presiden Jokowi untuk mencegah kemusnaan etnis Melanesia di Papua, karena itu Lukas Enembe harus bersuara di Pasifik untuk mencari dukungan keluarga besar Melanesia untuk menyelamatkan dan mindungi manusia Papua dan tanahnya.
Jakarta jangan terlalu paranoid dengan kunjungan Lukas Enembe ke Pasifik. Kebijakan untuk membuka hubungan kerjasama yang lebih luas ke PNG dan komunitas Pasifik, bukan bentuk dukungan terhadap Internasionalisasi isu Papua oleh ULMWP di Pasifik.
"Pemerintah Jokowi harus percaya kepada Lukas Enembe dan mendukung langka diplomasinya untuk membuka kerjasama ekonomi dan pembangunan diantara Papua dan PNG. Isu politik Papua merdeka di komunitas Melanesia harus disapuh dan ditutup di bawah karpet, dan mulai memanfaatkan jalan diplomasi yang dirintis Lukas enembe untuk membangun citra positif Papua di komunitas Pasifik. Ingat Presiden Jokowi, salam perkembangan global saat ini, Negara-Negara MSG dan komunitas Pasifik dalam forum PIF lebih membutuhkan Indonesia dibandingkan Indonesia membutuhkan mereka. Komunitas Melanesia dan Pasifik lebih takut kehilangan "rupiah" Indonesia dibandingkan sekedar bersolidaritas dengan persoalan isu Papua di Pasifik. Karena itu sekali lagi, Pemerintah Jakarta tidak perlu berlebihan menyikapi diplomasi Lukas Enembe ke komunitas Pasifik. Rakyat Papua juga harus ikut mendukung kebijakan Gubernur Enembe ke Pasifik dan siap juga untuk menjadikan negara - negara Pasifik sebagai pansa pasar utama komoditas unggulan rakyat Papua,"tutupnya. (*)
 
Ediktor :.psmnews.org
Pulikasi :Knpb Balim Barat

 

Posting Komentar

"Salam Satu Jari Untuk West Papua*

 
Top